Aturan dan budaya kerja di negara jepang
Perusahan Jepang cenderung berprinsip untuk melakukan pelatihan tenaga kerja dalam jangka panjang, maka penting untuk memahami betul (prinsip) strategi personalia perusahaan, baik sebelum maupun setelah diterima kerja.
Pahamilah aturan-aturan dalam bekerja
- Bentuk kontrak kerja
Untuk pekerja asing di Jepang, pada dasarnya dizinkan untuk bekerja di Jepang hanya dalam jangka waktu tinggal. Setiap kali jangka waktu tinggal habis, maka harus diproses kembali.
Oleh karena itu, pihak perekrut (perusahan) ada kalanya merekrut "pekerja kontrak" dengan menyesuaikan jangka waktu tinggalnya (berbeda dengan pekerja tetap, ini adalah sebutan untuk pekerja yang memiliki batasan masa kerja.
Ada pula kasus dimana setelah mendapatkan pekerjaan di Jepang dalam jangka waktu tertentu, dipekerjakan kembali sebagai pegawai tetap di perusahaan negara asal. Jika seperti itu, maka ada kalanya pendapatannya diturunkan karena disesuaikan dengan standar upah di negara itu. Pada saat bekerja, ceklah dengan seksama bentuk kerjanya di masa yang akan datang.
- Jenjang karir ( jenis pekerjaan / pengalaman pekerjaan)
Karena banyak pekerja asing yang memiliki kesadaran yang tinggi dan rencana yang jelas tentang ( career pass), serta banyak yang berpikir untuk mendapatkan hasil dalam jangka waktu singkat. Sehingga apabila kenyataan isi pekerjaan yang sudah didapatkan tidak sesuai dengan harapan, kemungkinan terburuknya akan berhenti bekerja.
Karena banyak perusahan Jepang cenderung berprinsip untuk melakukan pelatihan tenaga kerja dalam jangka panjang, maka penting untuk memahami betul (prinsip) strategi personalia perusahaan, baik sebelum maupun setelah diterima kerja. milikilah sertificate kemampuan bahasa jepang yang distandarkan perusahaan penerima dijepang simak
» Cara mendapatkan Sertifikat kemampuan bahasa jepang
- Aturan-aturan di ranah kerja
Banyak poin-poin khusus dalam budaya perusahaan Jepang, seperti cara proses bekerja dan manajemen waktu. Misalnya kalau di Jepang, memahami perincian setelah diterima dan memenuhi isi pekerjaan sambil melanjutkan pekerjaan, tetapi karena pekerja orang asing tidak mengetahui itu dan bekerja berdasarkan manual, ada kalanya timbul masalah.
Pekerja asing itu memperjelas lingkup pekerjaan dirinya dan memiliki batasan (pekerjaan saya sampai di sini ), tetapi kalau di Jepang, ada kalanya bekerja melebihi batas lingkup pekerjaan diri sendiri dan bekerja sama dengan semuanya demi mencapai satu target.
Karena aturan-aturan seperti ini berbeda-beda tergantung perusahaannya, maka harus dipahami seiring melakukan pekerjaan sehari-hari. Selain itu ada aturan-aturan yang harus dipatuhi, jika ngin bekerja dengan menyenangkan di tempat kerja. Seperti penampilan, sapa-menyapa, bahasa sopan dan cara menelpon.
Salah pengertian yang kecil saja bisa berakibat kesalahan atau kesalahpahaman besar, maka jika ada yang tidak mengerti, meminta untuk diajari sampai pahami dengan baik.
- Memegang rahasia
Ada juga yang meminta (perjanjian memegang rahasia) pada orang yang akan mengetahui informasi yang tidak untuk dipublikasikan, karena akan memegang rahasia perusahaan ( seperti informasi tentang produksi baru, teknologi tersendiri, informasi finasial dan lain-lain).
Banyak terlihat pada bidang pekerjaan yang keahliannya tinggi, tidak terkecuali juga pekerja asing.
- Perlindungan Privasi
Untuk perusahaan, tidak hanya data pelanggan dan data SDM tetapi diwajibkan untuk menggunakan dan mengatur berbagai jenis informasi pribadi secara tepat dan aman.
Ketika di tempat kerja yang berkaitan dengan hal-hal ini, harus selalu berhati-hati dan berusaha untuk mencegah terjadi kebocoran
- Membawa paspor dan lain-lainnya
Terdapat kasus dimana pihak perekrut (perusahaan) menyimpan paspor pekerja orang asing atau kartu residennya untuk melakukan pembaharuan saat masanya habis. Tetapi hal itu tidak benar, karena paspor dan kartu residen, dalam undang-undang imigrasi diwajibkan untuk selalu membawanya. Maka pastikan membawa dan menyimpannya dengan sendiri.
- Wajib lapor
Ketika orang status tinggalnya sebagai pelajar asing atau pekerja asing keluar dari sekolahnya atau perusahaannya, maka wajib untuk melakukan "laporan mengenai kontrak lembaga" dalam waktu 14 hari. Lakukanlah dengan segera melalui pos atau menyerahkan sendiri. Dan untuk pihak yang merekrut pun wajib melakukan "laporan penerimaan penetap jangka waktu singkat atau panjang".
- Bila terjadi perubahan terkait status tinggal, segera lapor ke biro imigrasi.
Ubah isi kegiatan, dan jika akan melakukan kegiatan yang termasuk dalam status tinggal lain, maka segeralah mendaftar di biro imigrasi. Dan jika tidak melakukan kegiatan yang termasuk dalam status tinggal yang dimiliki saat itu, selama lebih dari 3 bulan berturut-turut, maka status tinggalnya akan dicabut dan menjadi penduduk ilegal.
Budaya Kerja di Industri Jepang
Pabrik atau indutri diperusahaan jepang menerapkan program 5S supaya terlihat bersih dan teratur. Mereka berpikir keadaan yang berantakan akan menyembunyikan masalah. Program 5S dipandang sebagai usaha untuk memunculkan masalah yang selama ini tersembunyi dari para pemecah masalah (problem solver).
Saat ini, program 5S telah banyak diadopsi oleh berbagai industri di berbagai negara. Popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan industri Jepang yang selama ini memusatkan perhatiannya terhadap pengurangan segala pemborosan (waste). 5S merupakan landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan (habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya. 5S merupakan teknik penanganan yang tepat untuk rumah, pabrik dan dimana saja. 5S akan berpengaruh langsung terhadap produktivitas.
Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke). 5S merupakan filosofi dan cara bagi suatu organisasi dalam mengatur dan mengelola ruang kerja dan alur kerja dengan tujuan efesiensi dengan cara mengurangi adanya buangan (waste) baik yang bersifat barang atau peralatan maupun waktu.
Masing-masing S dalam 5S beserta penjelasannya dijelaskan di bawah ini.
1S – Seiri
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna; barang berguna disimpan dan barang tidak berguna dibuang.
Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag Strategy, yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah (red tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat kerja. Semakin ramping (lean) tempat kerja dari barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka akan semakin efisien tempat kerja tersebut.
2S – Seiton
Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna agara mudah dicari,
dan aman, serta diberi indikasi.Dalam langkah kedua ini dikenal istilah Signboard Strategy, yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi atau penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. Signboard strategy mengurangi pemborosan dalam bentuk gerakan mondar-mandir mencari barang.
3S – Seiso
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu: pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM).Sebisa mungkin tempat kerja dibuat bersih dan bersinar seperti ruang pameran agar lingkungan kerja sehat dan nyaman sehingga mencegah motivasi kerja yang turun akibat tempat kerja yang kotor dan berantakan.
4S – Seiketsu
Seiketsu adalah langkah selanjutnya setelah seiri, seiton, dan seiso, yaitu: penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi
dan bersih menjadi suatu standar kerja. Keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan seiso harus distandarisasi. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan ke seluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala.
5S – Shitsuke
Shitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja: (1) Disiplin terhadap standar, (2) Saling menghormati, (3) Malu melakukan pelanggaran, dan (4) Senang melakukan perbaikan.
Padanan 5S dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Suksesnya 5S terletak pada sejauhmana orang melakukan 5S sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan akan muncul dengan sendirinya. Di bawah ini saya telah merangkum hal-hal penting untuk pelaksanaan program 5S berdasarkan beberapa literatur dan juga perspektif pribadi saat menyaksikan langsung aktivitas 5S di tempat kerja.
- Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas sampai level bawah.
- Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan 5S dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.
- Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa 5S lebih dari sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.
- Menerapkan 5S secara konsisten untuk perubahan budaya.
- Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan aktivitas 5S secara efektif.
- Melakukan audit 5S secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk menilai performance.
- Membutuhkan edukasi tentang konsep dan keuntungan aktivitas 5S.
5S tidak sulit untuk dipahami, tapi 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar. 5S memerlukan kegigihan, kebulatan tekad, dan memerlukan usaha yang terus menerus. 5S mungkin tidak akan memberikan hasil yang dramatis. Namun 5S membuat pekerjaan lebih mudah. 5S akan mengurangi pemborosan waktu kerja kita. 5S akan membuat kita bangga atas pekerjaan kita. 5S akan meningkatkan produktifitas kerja dan mutu yang lebih baik, sedikit demi sidikit, namun terus menerus.
bagi anda yang ingin bekerja dinegara jepang berikut informasi :
» Pendaftaran Seleksi Program magang ke jepang
» Job engineering ke jepang gaji 30juta/bulan